1 Konsep Dasar TCP/IP
1.1 Apa itu TCP/IP ?
TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang terdapat di dalam
jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi atau bertukar data antar komputer. TCP/IP merupakan standard protokol pada jaringan
internet yang menghubungkan banyak
komputer yang berbeda jenis mesin maupun sistem operasinya agar dapat
berinteraksi satu sama lain.
Gambar 4.1. Beberapa protokol yang
terdapat pada TCP/IP
1.2 Apa yang membuat TCP/IP menjadi penting ?
Karena TCP/IP merupakan protokol yang telah diterapkan pada hampir semua
perangkat keras dan sistem operasi, maka rasanya tidak ada rangkaian protokol
lain yang begitu powerfull kemampuannya untuk dapat bekerja pada semua lapisan
perangkat keras dan sistem operasi seperti berikut ini
a.
Novell
Netware.
b.
Mainframe
IBM.
c.
Sistem
Digital VMS.
d.
Microsoft
Windows Server.
e.
Server
& workstation UNIX, LinuX, FreeBSD, Open BSD.
f.
Macintosh.
g.
PC DOS dan
lain-lain.
1.3 Bagaimana awalnya keberadaan TCP/IP ?
Konsep TCP/IP berawal dari kebutuhan DoD (Departement of Defense) USA
akan suatu komunikasi di antara berbagai variasi komputer yang telah ada. Komputer-komputer
DoD ini seringkali harus menghubungkan antara satu organisasi peneliti dengan
organisasi peneliti lainnya. Komputer tersebut harus tetap berhubungan karena
terkait dengan pertahanan negara dan sumber informasi harus tetap berjalan
meskipun terjadi bencana alam besar, seperti ledakan nuklir, dll sbg. Oleh
karenanya pada tahun 1969 dimulailah penelitian terhadap serangkaian protokol
TCP/IP.
Adapun tujuan-tujuan
penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Terciptanya protokol-protokol umum, (DoD memerlukan suatu protokol yang
dapat dipergunakan untuk semua jenis jaringan).
2.
Meningkatkan efisiensi
komunikasi data.
3.
Dapat dipadukan dengan
teknologi WAN (Wide Area Network) yang telah ada
4.
Mudah dikonfigurasikan.
Tahun 1968 DoD ARPAnet (Advanced Reseach Project
Agency) memulai penelitian yang kemudian menjadi cikal bakal packet switching.
Packet switching inilah yang memungkinkan komunikasi antara lapisan network,
dimana data dijalankan dan disalurkan melalui jaringan dalam bentuk unit-unit
kecil yang disebut packet. Tiap-tiap packet ini membawa informasi alamatnya
masing-masing yang ditangani dengan khusus oleh jaringan tersebut dan tidak
tergantung dengan paket-paket lain. Jaringan yang dikembangkan ini, yang menggunakan ARPAnet sebagai tulang
punggungnya, menjadi terkenal sebagai internet.
Protokol-protokol TCP/IP dikembangkan lebih lanjut pada
awal 1980 dan menjadi protokol standard untuk ARPAnet pada tahun 1983.
Protokol-protokol ini mengalami peningkatan popularitas di komunitas pemakai
ketika TCP/IP dapat di implementasikan dengan sangat baik pada versi 4.2 BSD
(Berkeley Standard Distribution) UNIX. Versi ini digunakan secara luas pada
institusi penelitian dan pendidikan serta digunakan sebagai dasar dari beberapa
penerapan UNIX komersial, termasuk SunOS dari Sun dan Ultrix dari Digital.
1.4 Layanan apa saja yang diberikan oleh TCP/IP ?
Beberapa
layanan "tradisional" yang dilakukan TCP/IP, diantaranya :
a. Pengiriman
File – File Transfer Protocol (FTP)
b. Remote Login –
Network Terminal Protocol (Telnet)
c.
E-mail – SMTP
(Simple Mail Transfer Protocol)
d. Network File
System (NFS)
e. Remote
Execution
1.5 Bagaimana TCP dan IP bekerja ?
Seperti yang
telah dikemukakan diatas, TCP dan IP hanyalah merupakan protokol yang bekerja
pada suatu layer dan menjadi penghubung antara satu
komputer dengan komputer lainnya dalam network, meskipun ke dua komputer
tersebut memiliki OS yang berbeda. Untuk mengerti
lebih jauh mari kita tinjau proses pengiriman sebuah email.
Dalam
pengiriman email ada beberapa prinsip dasar yang harus dilakukan:
v Pertama,
mencakup hal-hal umum seperti siapa yang mengirim email, siapa yang menerima
email tersebut serta isi dari email tersebut.
v Kedua,
bagaimana cara agar email tersebut sampai ketujuannya yang benar.
Dari konsep
ini kita dapat mengetahui bahwa pengirim email memerlukan "perantara"
yang memungkinkan emailnya sampai ketujuan (seperti layaknya pak pos), dan ini
adalah tugas dari protokol TCP dan IP.
Antara TCP
dan IP ada pembagian tugas masing-masing:
v
TCP merupakan connection-oriented, yang berarti bahwa kedua komputer yang ikut
serta dalam pertukaran data harus melakukan hubungan terlebih dulu sebelum
pertukaran data berlangsung (dalam hal ini email). Selain itu TCP juga
bertanggungjawab untuk menyakinkan bahwa email tersebut akan sampai ke tujuan,
memeriksa kesalahan dan mengirimkan error ke lapisan atas hanya bila TCP tidak
berhasil melakukan hubungan (hal inilah yang membuat TCP sukar untuk
dikelabuhi). Jika isi email tersebut terlalu besar untuk satu datagram, TCP
akan membaginya kedalam beberapa datagram.
v
IP bertanggung jawab setelah hubungan berlangsung, tugasnya adalah untuk
me-rute-kan paket data, didalam network. IP hanya bertugas sebagai kurir dari
TCP dan mencari jalur yang terbaik dalam penyampaian datagram, IP "tidak
bertanggung jawab" jika data tersebut tidak sampai dengan utuh (hal ini
disebabkan IP tidak memiliki informasi mengenai isi data yang dikirimkan),
namun IP akan mengirimkan pesan kesalahan (error message) melalui ICMP, jika hal ini terjadi dan kemudian
kembali ke sumber data.
Karena IP
"hanya" mengirimkan data "tanpa" mengetahui urutan data
mana yang akan disusun berikutnya, maka hal ini menyebabkan IP mudah untuk
dimodifikasi di daerah "sumber dan tujuan" datagram. Hal inilah yang
menjadi penyebab banyaknya paket data yang hilang sebelum sampai ke tujuan.
Datagram dan paket sering dipertukarkan penggunaanya.
Secara teknis, datagram merupakan
unit dari data, yang tercakup dalam protokol. ICPM adalah kependekan dari
Internet Control Message Protocol yang bertugas memberikan pesan-pesan
kesalahan dan kondisi lain yang memerlukan perhatian khusus. Pesan/paket ICMP
dikirim jika terjadi masalah pada layer IP dan layer diatasnya (TCP dan UDP)
Gambar 4.2.
Akibat kegagalan mengirim pesan, Pesan kesalahan ICMP disampaikan kesumber
alamat pengirim
Berikut adalah beberapa pesan potensial yang sering
timbul:
a.
Destination unreachable, terjadi jika host, jaringan, port atau protokol tertentu tidak dapat
dijangkau.
b.
Time exceded,
dimana datagram tidak bisa dikirim karena time to live habis.
c.
Parameter problem, terjadi kesalahan parameter dan letak oktet dimana kesalahan terdeteksi.
d.
Source quench, terjadi
karena router/host tujuan membuang datagram karena batasan ruang buffer atau
karena datagram tidak dapat diproses.
e.
Redirect, pesan ini
memberi saran kepada host asal datagram mengenai router yang lebih tepat untuk
menerima datagram tsb.
f.
Echo request
dan echo reply message, pesan ini saling mempertukarkan data antara
host.
2 IP ADDRESS Versi 4
IP Address merupakan pengenal yang digunakan untuk
memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Format IP address adalah
bilangan 32 bit yang tiap 8 bit-nya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format
IP Address dapat berupa bentuk ‘biner’
(xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan
bilangan biner 0 atau 1). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang
masing-masing dipisahkan oleh titik,
bentuk ini dikenal dengan ‘dotted
decimal’ (xxx.xxx.xxx.xxx
adapun xxx merupakan nilai dari 1 oktet yang berasal dari 8 bit).
Dikenal
dua cara pembagian IP Address, yakni: classfull
dan classless addressing.
Classfull
merupakan metode pembagian IP address berdasarkan klas, dimana IP address (yang
berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Kelas A
Format :
0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 0
Panjang NetID : 8
bit
Panjang HostID: 24 bit
Byte pertama :
0-127
Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah
IP : 16.777.214 IP Address disetiap Kelas A
Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host
yang besar
Kelas B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 10
Panjang NetID : 16 bit
Panjang HostID: 16 bit
Byte pertama :
128-191
Jumlah : 16.384 Kelas B
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah
IP
: 65.532 IP Address pada setiap Kelas B
Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan
sedang
Kelas C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit pertama : 110
Panjang NetID : 24
bit
Panjang HostID : 8 bit
Byte pertama :
192-223
Jumlah : 2.097.152 Kelas C
Range IP : 192.xxx.xxx.xxx s/d 223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP Address pada setiap Kelas C
Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmm.mmmmmmm.mmmmmmm
Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28
bit
Byte inisial :
224-247
Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IPmulticasting
Kelas E
Format : 1111rrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
Bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28
bit
Byte inisial : 240-255
Deskripsi : Kelas E dicadangkan untuk keperluan
eksperimen.
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa
klas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address
dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang
menunjuk suatu jaringan secara lebih
spesifik, disebut juga dengan Network
Prefix.
Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP
Address digunakan tanda garis miring (Slash)
“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Misalnya,
ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network
prefixnya dituliskan sebagai 12/8. Angka /8 menunjukan notasi CIDR yang
merupakan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix, yang berarti
netmask-nya 255.0.0.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak
16.777.214 node.
Contoh lain untuk menunjukan
suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/18. Angka /18
merupakan notasi CIDR, yang berarti netmask yang digunakan pada jaringan ini
adalah 255.255.192.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.382
node.
2.3 Pengalokasian IP address
IP
Address terdiri atas dua bagian yaitu network
ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan hostID
meng-identifkasi-kan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada
dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu
jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang
hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin.
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network
ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan
tersebut adalah :
v Network
ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam
keperluan ‘loop-back’. (‘Loop-Back’ adalah IP address yang digunakan komputer
untuk menunjuk dirinya sendiri).
v
Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255),
karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat
yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan
menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
v
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0
seperti 0.0.0.0), Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat
network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu
jaringan, dan tidak menunjukan suatu host.
v
Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada
dua host dengan host ID yang sama).
Aturan lain yang menjadi panduan network engineer dalam
menetapkan IP Address yang dipergunakan dalam jaringan lokal adalah sebagai
berikut:
0/8 Ã 0.0.0.1 s.d. 0.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214
10/8 Ã 10.0.0.1 s.d. 10.255.255.254 Hosts/Net: 16.777.214
127/8 Ã 127.0.0.1 s.d. 127.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
169.254/16Ã
169.254.0.1 s.d. 169.254.255.254 Hosts/Net: 65.534
172.16/12 Ã 172.16.0.1 s.d. 172.31.255.254 Hosts/Net:1.048.574
192.0.2/24 Ã
192.0.2.1 s.d. 192.0.2.254 Hosts/Net:254
192.168/16
Ã
192.168.0.1 s.d. 192.168.255.254 Hosts/Net:65.534
dan
semua space dari klas D dan E dapat digunakan untuk IP Address local area
network, karena IP ini tidak digunakan (di publish) di internet.
Filtered source
addresses
0/8 ! broadcast
10/8 ! RFC 1918 private
127/8 !
loopback
169.254.0/16 !
link local
172.16.0.0/12
! RFC 1918 private
192.0.2.0/24 !
TEST-NET
192.168.0/16 !
RFC 1918 private
224.0.0.0/4 !
class D multicast
240.0.0.0/5 !
class E reserved
248.0.0.0/5 !
reserved
255.255.255.255/32 ! broadcast
IP
address, subnet mask, broadcast address merupakan dasar dari teknik routing di
Internet. Untuk memahami ini, semua kemampuan matematika khususnya matematika
boolean, atau matematika binary akan sangat membantu memahami konsep routing
Internet dan pengalamatan IP.
2.4 Alokasi IP Address di Jaringan
Teknik subnet merupakan cara yang biasa digunakan untuk mengalokasikan
sejumlah alamat IP di sebuah jaringan (LAN atau WAN). Teknik subnet menjadi
penting bila kita mempunyai alokasi IP yang terbatas misalnya hanya ada 200 IP untuk
200 komputer yang akan di distribusikan ke beberapa LAN.
Untuk memberikan
gambaran, misalkan kita mempunyai alokasi alamat IP dari 192.168.1/24 untuk 254
host, maka parameter yang digunakan untuk alokasi tersebut adalah:
255.255.255.0 - subnet mask LAN
192.168.1.0 -
netwok address LAN.
192.168.1.1
s/d 192.168.1.254 – IP yang digunakan host LAN
192.168.1.255 - broadcast address LAN
192.168.1.25 -
contoh IP salah satu workstation di LAN.
Perhatikan
bahwa,
v
Alamat
IP pertama 192.168.1.0 tidak digunakan untuk workstation, tapi untuk
menginformasikan bahwa LAN tersebut menggunakan alamat 192.168.1.0. Istilah
keren-nya alamat IP 192.168.1.0 di sebut network address.
v Alamat IP terakhir 192.168.1.255 juga tidak digunakan
untuk workstation, karena digunakan untuk alamat broadcast. Alamat
broadcast digunakan untuk memberikan informasi ke seluruh workstation yang
berada di network 192.168.1.0 tersebut. Contoh informasi broadcast adalah
informasi routing menggunakan Routing Information Protocol (RIP).
v Subnetmask LAN 255.255.255.0, dalam bahasa yang sederhana
dapat diterjemahkan bahwa setiap bit “1” menunjukan posisi network address,
sedang setiap bit “0” menunjukkan posisi host address.
Konsep
network address dan host address menjadi penting sekali berkaitan erat dengan
subnet mask. Perhatikan dari contoh di atas maka alamat yang digunakan adalah :
192.168.1.0 network address 11000000.10101000.00000000.00000000
192.168.1.1 host ke 1 11000000.10101000.00000000.00000001
192.168.1.2 host ke 2 11000000.10101000.00000000.00000010
192.168.1.3 host ke 3 11000000.10101000.00000000.00000011
……
192.168.1.254
host ke 254 11000000.10101000.00000000.11111110
192.168.1.255
broacast address 11000000.10101000.00000000.11111111
Perhatikan bahwa angka
192.168.1 tidak pernah berubah sama sekali. Hal ini menyebabkan network address
yang digunakan 192.168.1.0. Jika diperhatikan maka 192.168.1 terdiri dari 24
bit yang konstan tidak berubah, dan hanya 8 bit terakhir (bit hostID) yang
berubah. Tidak heran kalau netmask yang digunakan adalah binary 11111111.11111111.11111111.00000000
(desimal = 255.255.255.0).
Walaupun alamat IP workstation tetap, tetapi netmask yang
digunakan dimasing-masing router akan berubah-ubah bergantung pada posisi
router dalam jaringan.
2.5 Alokasi Alamat IP
APJII mendapatkan pendelegasian wewenang dari APNIC untuk
membagikan IP Address di Indonesia. PJI (ISP) di Indonesia akan memperoleh
manfaat karena tidak perlu lagi menjadi anggota langsung dari APNIC (dengan
biaya keanggotaan berkisar 2,500 – 10,000 USD per tahun) untuk mendapatkan
alokasi IP address. Hal ini dapat juga dilihat sebagai upaya penghematan
devisa.
Perusahaan yang membutuhkan alamat IP yang independen
terhadap ISP juga dapat dilayani oleh APJII, dengan biaya alokasi yang akan
ditetapkan kemudian.
2.6 Hirarki Pendistribusian IP Address v4
·
Address IPv4
didistribusikan sesuai dengan struktur hirarki yang dijabarkan secara
sederhana, seperti struktur berikut:
Gambar 4.3. Hirarki distribusi address space IPv4
·
Sejarahnya pengaturan nomor IP dan nama host diatur secara
tersentral oleh IANA (Internet Assigned Numbers Authority), dimotori oleh Jon Postel (August
6, 1943 - October 16, 1998)
·
Daftar tabel di-download secara berkala
Keterangan :
1.
ICANN : Internet Corporation For Assigned Names and Numbers
2.
ASO : The Address Supporting Organization
3.
IANA : Internet Assigned Numbers Authority
4.
APNIC : Asia Pasific Network Information
Center
5.
ARIN : American Registry for Internet Numbers
6.
LACNIC : Latin American and Caribbean Internet
Addresses Registry NIC
7.
RIPENCC
: RIPE Network Coordination Centre (RIPE: Réseaux IP Européens)
8.
AfriNIC : African Network Information Center
9.
NIR : National Internet Registry
10. LIR : Local Internet Registry
11. ISP :
Internet Sevice
Provider
12. EU : End user
ICANN mendelegasikan
pendistribusian resource yang terkait dengan Address Space kepada ASO, IANA,
dan DNSO. IANA mengalokasikan address space pada APNIC, untuk
didistribusikan kembali ke seluruh kawasan Asia Pasifik.
APNIC
mengalokasikan address space kepada Internet Registries (IRs) dan
juga mendelegasikan wewenang kepada mereka untuk melakukan pendelegasian dan
pengalokasian. Dalam beberapa kasus APNIC mendelegasikan address space kepada
end-user/pengguna akhir. IR nasional dan lokal mengalokasikan dan
mendelegasikan address space kepada anggota mereka dan para konsumen
dibawah pengawasan APNIC sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
Bila ingin
menggunakan IP Address Public yang dapat dikenali di internet, maka kita harus
berhubungan dengan ISP tempat kita berlangganan koneksi internet, ISP nantinya
yang akan mengalokasikan IP yang mereka punya ke anda.
Berikutnya
untuk nama domain, anda harus memeriksakan apakah domain yang anda inginkan
sudah didaftarkan fihak lain atau belum (cek di
http://www.domainregistry.com/), kemudian mendaftarkan atau membeli domain name
yang akan digunakan, Anda bisa minta bantuan ISP terdekat untuk hal ini, atau
kontak langsung ke NSI atau reseller lain. (http://www.networksolutions.com/).
Gambar 4.4. Internet Map
Region
Post a Comment