1 Hardware Jaringan
Membangun suatu jaringan, baik itu bersifat LAN (Local
Area Network) maupun WAN (Wide Area Network), kita membutuhkan media baik
hardware maupun software. Beberapa media hardware yang penting didalam membangun suatu jaringan,
seperti: kabel atau perangkat Wi-Fi, ethernet card, hub atau switch, repeater,
bridge atau router, dll.
1.1 Kabel
Ada beberapa tipe (jenis) kabel yang banyak digunakan dan
menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan komputer.
Kabel-kabel ini sebelumnya harus lulus uji kelayakan sebelum dipasarkan dan
digunakan.
Perlu diingat bahwa hampir 85% kegagalan yang terjadi pada jaringan
komputer disebabkan karena adanya kesalahan pada media komunikasi yang
digunakan termasuk kabel dan konektor serta kualitas pemasangannya. Kegagalan
lainnya bisa disebabkan faktor teknis dan kondisi sekitar.
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda,
oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang
dikenal secara umum dan sering dipakai untuk LAN, yaitu coaxial dan twisted
pair (UTP unshielded twisted pair dan STP shielded twisted pair) .
1.1.1
Coaxial Cable
Dikenal dua jenis tipe kabel
koaksial yang dipergunakan buat jaringan komputer, yaitu:
- thick coax (mempunyai
diameter lumayan besar) dan
- thin coax (mempunyai diameter lebih
kecil).
1.1.1.1 Thick
coaxial cable (kabel koaksial “gemuk”)
Kabel coaxial jenis ini
dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 - 10BASE5, dimana kabel ini
mempunyai diameter rata-rata 12mm. Kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard
ethernet atau thick ethernet, atau hanya disingkat ThickNet,
atau bahkan cuma disebut sebagai yellow cable karena warnanya yang
kuning.
Kabel
Coaxial ini jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan
sebagai berikut::
o Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm
(dianjurkan menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu
buah resistor 50 ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang
lumayan lebar).
o
Maksimum 3 segment dengan tambahan
peralatan (attached devices, seperti repeater) atau berupa populated
segments (seperti bridge).
o Setiap kartu jaringan mempunyai kemampuan penguat sinyal
(external transceiver).
o
Setiap segment maksimum berisi
100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters.
o Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (sekitar
500m).
o Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau
sekitar 1500 meter) dan setiap segment harus diberi ground.
o Jarak maksimum antara tap atau pencabang dari
kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
o Jarak minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5
meter).
1.1.1.2 Thin
coaxial cable (kabel koaksial “kurus”)
Kabel coaxial jenis ini banyak
dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak
memerlukan output daya yang besar. Jenis yang banyak digunakan RG-8 atau RG-59 dengan impedansi 75 ohm. Jenis
kabel untuk televisi juga termasuk jenis coaxial dengan impedansi 75 ohm.
Namun
untuk perangkat jaringan, kabel jenis coaxial yang dipergunakan adalah (RG-58) yang telah memenuhi standar IEEE
802.3 - 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5 mm dan biasanya berwarna
hitam. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector.
Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel
coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika di-implementasikan
dengan T-connector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus
mengikuti aturan sebagai berikut:
·
Pada topologi bus, setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
·
Panjang maksimal kabel adalah 606.8 feet (185 meter) per segment.
·
Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
·
Kartu jaringan sudah menggunakan transceiver yang onboard,
tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
·
Maksimum ada 3 segment
terhubung satu sama lain (populated segment) dengan pengubung repeater
185 x 3 = 555 meter.
·
Setiap segment sebaiknya
dilengkapi 1 ground.
·
Panjang minimum antar
T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
Gambar 2.1. Kabel
koaxial yang telah dipasang konektor, terminator dan BNC T
Gambar 2.2. Model
jaringan Ethernet BUS
1.1.2
Twisted Pair Cable
Selain kabel koaksial, Ethernet juga dapat
menggunakan jenis kabel lain yakni UTP (Unshielded Twisted Pair) dan Shielded
Twisted Pair (STP). Kabel UTP atau STP yang biasa digunakan adalah kabel yang
terdiri dari 4 pasang kabel yang terpilin.
Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel ini,
hanya digunakan 4 buah saja yang digunakan untuk dapat mengirim dan menerima
data (Ethernet).
Perangkat-perangkat lain
yang berkenaan dengan penggunaan jenis kabel ini adalah konektor RJ-45 dan HUB.
Gambar 2.3. Kabel UTP (katagori 5) dan konektor RJ-45
Standar EIA/TIA 568
menjelaskan spesifikasi kabel UTP sebagai aturan dalam instalasi jaringan
komputer. EIA/TIA menggunakan istilah kategori untuk membedakan beberapa tipe
kabel UTP, Kategori
untuk twisted pair (hingga saat ini, Mei 2005), yaitu:
Tabel 2.1. Tipe kabel UTP
Type Cable
|
Keterangan
|
UTP
Catagory 1
|
Analog. Biasanya digunakan
diperangkat telephone pada jalur ISDN (Integrated Service Digital Network),
juga untuk menghubungkan modem dengan line telephone.
|
UTP
Catagory 2
|
Bisa mencapai 4 Mbits (sering digunakan pada topologi
token ring)
|
UTP / STP
Catagory 3
|
10 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi
token ring atau 10BaseT)
|
UTP / STP
Catagory 4
|
16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi
token ring)
|
UTP / STP
Catagory 5
|
Bisa mencapai 100 Mbits data transfer /22db (sering
digunakan pada topologi star atau tree) ethernet 10Mbps, Fast ethernet
100Mbps, tokenring 16Mbps
|
UTP / STP
Catagory 5e
|
1 Gigabit Ethernet (1000Mbps), jarak 100m
|
STP
Catagory 6
|
2,5 Gigabit Ethernet, menjangkau jarak hingga 100m, atau
10Gbps (Gigabit Ehernet) 25 meters. 20,2 db Up to 155 MHz atau 250 MHz
|
STP
Catagory 7
|
Gigabit
Ethernet/20,8 db (Gigabit Ehernet). Up to 200 MHz atau 700 MHz
|
Sumber: http://www.glossary-tech.com/cable.htm dan
Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6/7 merupakan kategori spesifikasi untuk masing-masing
kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri revisi
atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga untuk
kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga
untuk menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel tersebut,
dan juga kualitas isolator sehingga bisa mengurangi efek induksi antar
kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).
Perlu
diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5enchanced mempunyai standar
industri yang sama, namun pada CAT5e sudah dilengkapi dengan insulator untuk
mengurangi efek induksi atau electromagnetic interference. Kabel CAT5e bisa
digunakan untuk menghubungkan network hingga kecepatan 1Gbps.
Gambar 2.4. Konektor RJ-45 dan cara membedakannya
Ada dua jenis pemasangan kabel UTP
yang umum digunakan pada jaringan lokal, ditambah satu jenis pemasangan khusus
untuk cisco router, yakni:
·
Straight Through Cable
·
Cross Over Cable dan
·
Roll Over Cable
1.1.2.1
Straight
Through Cable
Untuk pemasangan
jenis ini, biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit komputer
melalui perantara HUB / Switch yang berfungsi sebagai konsentrator maupun
repeater.
Gambar
2.5. Straight Through Cable T568B
Penggunaan
kabel UTP model straight through pada jaringan lokal biasanya akan membentuk
topologi star (bintang) atau tree (pohon) dengan HUB/switch sebagai pusatnya. Jika sebuah HUB/switch
tidak berfungsi, maka seluruh komputer yang terhubung dengan HUB tersebut tidak
dapat saling berhubungan.
Penggunaan HUB harus sesuai dengan kecepatan dari
Ethernet card yang digunakan pada masing-masing komputer. Karena perbedaan
kecepatan pada NIC dan HUB berarti kedua perangkat tersebut tidak dapat saling
berkomunikasi secara maksimal.
Gambar
2.6. Pemasangan Straight Through Cable dengan HUB
Penggunaan Straight Through
Cable
o
PC à Hub
o
PC à Switch
o
Hub à Hub
o
Switch
à Router
1.1.2.2
Cross
Over Cable
Berbeda
dengan pemasangan kabel lurus (straight through), penggunaan kabel menyilang
ini digunakan untuk komunikasi antar komputer (langsung tanpa HUB), atau dapat
juga digunakan untuk meng-cascade HUB jika diperlukan. Sekarang ini ada
beberapa jenis HUB yang dapat di-cascade tanpa harus menggunakan kabel
menyilang (cross over), tetapi juga dapat menggunakan kabel lurus.
Gambar 2.7. Cross Over Cable dan penggunaannya
Penggunaan
Cross Over Cable
o
PC à PC
o
Switch
à Swicth
o
Switch
à Hub
1.1.2.3 Roll-Over
Cable
Pada
sistem CISCO, ada satu cara lain pemasangan kabel UTP, yang digunakan untuk
menghubungkan sebuah terminal (PC) dan modem ke console Cisco Router atau
console switch managible, cara ini disebut dengan Roll-Over. Kabel
Roll-Over tersebut sebelumnya terkoneksi dengan DB-25 atau DB-9 Adapter sebelum
ke terminal (PC).
Anda dapat
mengenali sebuah kabel roll-over dengan melihat ke dua ujung kabel. Dimana
warna kabel dari sisi yang satu akan berbalik pada sisi kabel di ujung yang
lain. Misalnya kabel putih orange yang berada pada pin 1 ujung kabel A, akan
berada pada pin 8 ujung kabel B.
Gambar
2.8. RollOver Cable dari console switch ke PC
Gambar
2.9.
Cara melihat Roll-Over Cable
Gambar
2.10. Koneksi Console Terminal
Gambar
2.11.
Koneksi Auxiliry port router cisco ke modem
Gambar 2.12. RJ-45 to DB-25 Adapter
Tabel 2.2. Hubungan antar pin RJ-45
untuk pemasangan kabel Roll-over
Router
Pin name |
Router
Pin |
Direction
|
Workstation
Pin |
Workstation
Pin name |
White-Orange
|
1
|
|
8
|
Brown
|
Orange
|
2
|
|
7
|
White-Brown
|
White-Green
|
3
|
|
6
|
Green
|
Blue
|
4
|
|
5
|
White-Blue
|
White-Blue
|
5
|
|
4
|
Blue
|
Green
|
6
|
|
3
|
White-Green
|
White-Brown
|
7
|
|
2
|
Orange
|
Brown
|
8
|
|
1
|
White-Orange
|
Penggunaan kabel rolover
o
PC
à console router
o
PC
à console switch managible
o
Router
à modem
1.1.3
Fiber Optic Cable
Kabel yang memiliki inti serat kaca sebagai saluran untuk
menyalurkan sinyal antar terminal, sering dipakai sebagai saluran BACKBONE
karena kehandalannya yang tinggi dibandingkan dengan coaxial cable atau kabel
UTP. Karakteristik
dari kabel ini tidak terpengaruh oleh adanya cuaca dan panas.
Gambar 2.13.
Konektor dan kabel Fiber Optic
Gambar 2.14. Lapisan kabel fiber optic
1.1.3.1 Kemampuan Kabel Serat
Optik (FO)
Fiber optik menunjukkan kualitas tinggi untuk berbagai
macam aplikasi, hal ini di sebabkan:
o Dapat mentransmisi bit rate yg tinggi,
o Tidak sensitif pada gangguan elektromagnetik
o Memiliki Bit Error Rate (kesalahan) kecil
o Reliabilitas lebih baik dari kabel koaksial
1.1.3.2. Kondisi &
tempat pemasangan kabel FO
o
Di wilayah kota, terdapat banyak
lekukan dan saluran yang biasanya dipenuhi oleh kabel lain, sehingga pemasangan
infrastruktur baru selalu dibuat dalam jumlah kecil, sehingga radius belokan
fiber dan kabel diusahakan tetap kecil.
o
Kabel
terpasang dalam bermacam-macam kondisi, seperti: di luar, dibawah tanah, di
udara, dalam ruangan. Konsekuensinya banyak kondisi termal, mekanikal dan
tekanan lain yang harus diterima.
o
Hindari kondisi
banyaknya penyambungan, sehingga tidak memerlukan teknisi yang terlatih dan
persiapan yang mudah.
o
Jangan sampai
terjadi banyak tekukan & kebocoran jacket pelindung yang bisa menyebabkan
kebocoran Cahaya
o
Biaya jalur koneksi global harus menjadi lebih
rendah.
Gambar 2.15.
contoh kebocoran cahaya akibat kesalahan pemasangan dan penyambungan kabel FO
Berikut ini merupakan tabel
standarisasi kabel dari IEEE untuk kabel jenis coaxial, UTP/STP maupun Fiber
Optic
Tabel 2.3.
Tipe Standarisasi Kabel 1
Tabel 2.4. Tipe Standarisasi Kabel 2
1.2 Ethernet Card /Network Interface Card (Network Adapter)
Cara kerja
Ethernet Card berdasarkan broadcast
network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi
data yang dikirim oleh suatu node yang lain. Setiap Ethernet card mempunyai
alamat sepanjang 48 bit yang dikenal sebagai Ethernet address (MAC Address).
Alamat tersebut telah ditanam ke
dalam setiap rangkaian kartu jaringan (NIC) yang dikenali sebagai ‘Media Access
Control’ (MAC) atau lebih dikenali dengan istilah ‘hardware address’.
24 bit atau 3 byte awal merupakan kode yang telah
ditentukan oleh IEEE.
Gambar 2.16. Pembagian bit pada MAC
Address.
Gambar 2.17. Cara melihat MAC Address,
dengan mengetik winipcfg pada menu RUN di Windows 98.
Gambar
2.18. Cara melihat MAC Address, dari shell DOS dengan mengetik ipconfig /all
pada SO Windows.
Kartu jaringan Ethernet
biasanya dibeli terpisah dengan komputer, kecuali network adapter yang sudah
onboard. Komputer Macintosh juga sudah mengikutkan kartu jaringan ethernet
didalamnya. Kartu Jaringan ethernet model 10Base umumnya telah menyediakan port
koneksi untuk kabel coaxial ataupun
kabel twisted pair, jika didesain
untuk kabel coaxial konektornya adalah BNC, dan bila didesain untuk
kabel twisted pair maka akan punya port konektor RJ-45.
Beberapa
kartu jaringan ethernet kadang juga punya konektor AUI. Semua itu dikoneksikan
dengan coaxial, twisted pair, ataupun
dengan kabel fiber optik.
Gambar 2.19. Network Interface card (dari atas ke bawah konektor RJ-45,
konektor AUI, dan konektor BNC
1.3 Hub dan Switch (Konsentrator)
Sebuah
konsentrator (Hub atau switch) adalah sebuah perangkat yang menyatukan
kabel-kabel network dari tiap workstation, server atau
perangkat lain. Dalam topologi bintang, kabel twisted pair datang dari
sebuah workstation masuk kedalam hub atau switch.
Hub dan switch
mempunyai banyak lubang port RJ-45 yang dapat dipasang konektor RJ-45 dan terhubung ke sejumlah
komputer. Beberapa jenis hub dapat dipasang bertingkat (stackable) hingga 4
susun. Biasanya hub maupun switch memiliki jumlah lubang sebanyak 4 bh, 8 bh,
16 bh, hingga 24 bh.
Gambar 2.20. Beberapa komputer
yang terhubung melalui sebuah hub
Switch merupakan
konsentrator yang memiliki kemampuan manajemen trafic data lebih baik bila
dibandingkan hub. Saat ini telah terdapat banyak tipe switch yang managible,
selain dapat mengatur traffic data, juga dapat diberi IP Address.
1.4 Repeater
Fungsi utama
repeater yaitu untuk memperkuat sinyal dengan cara menerima sinyal dari suatu
segmen kabel LAN lalu memancarkan kembali dengan kekuatan yang sama dengan
sinyal asli pada segmen kabel yang lain. Dengan cara ini jarak antara kabel
dapat diperjauh.
Penggunaan repeater antara dua segmen atau lebih segmen kabel LAN
mengharuskan penggunaan protocol physical layer yang sama antara segmen-segmen
kebel tersebut misalnya repeater dapat menghubungkan dua buah segmen
kabel Ethernet 10BASE2.
Gambar 2.21. Penggunaan
repeater antara dua segmen
1.5 Bridge
Fungsi dari bridge itu sama dengan fungsi repeater tapi bridge lebih
fleksibel dan lebih cerdas dari pada repeater. Bridge dapat menghubungkan
jaringan yang menggunakan metode transmisi yang berbeda. Misalnya bridge dapat
menghubungkan Ethernet baseband dengan Ethernet broadband.
Bridge mampu memisahkan sebagian dari trafik karena mengimplementasikan
mekanisme frame filtering. Mekanisme yang digunakan di bridge ini umum disebut
sebagai store and forward. Walaupun demikian broadcast traffic yang
dibangkitkan dalam LAN tidak dapat difilter oleh bridge.
Terkadang
pertumbuhan network sangat cepat makanya
di perlukan jembatan untuk itu. Kebanyakan Bridges dapat mengetahui
masing-masing alamat dari tiap-tiap segmen komputer pada jaringan sebelahnya
dan juga pada jaringan yang lain di sebelahnya
pula. Diibaratkan bahwa Bridges
ini seperti polisi lalulintas yang mengatur
dipersimpangan jalan pada
saat jam-jam sibuk. Dia
mengatur agar informasi di antara kedua sisi network tetap jalan dengan baik
dan teratur.
Bridges juga dapat digunakan untuk
mengkoneksi network yang menggunakan tipe kabel yang berbeda ataupun topologi
yang berbeda pula. Bridges dapat mengetahui alamat masing-masing komputer di
masing-masing sisi jaringan.
Gambar 2.22. Bridges
yang digunakan untuk mengkoneksi 2 segmen
1.6 Router
Sebuah Router mampu mengirimkan
data/informasi dari satu jaringan ke jaringan lain yang berbeda, router hampir
sama dengan bridge, meski tidak lebih pintar dibandingkan bridge, namun
pengembangan perangkat router dewasa ini sudah mulai mencapai bahkan melampaui
batas tuntutan teknologi yang diharapkan.
Router akan
mencari jalur terbaik untuk mengirimkan sebuah pesan yang berdasarkan atas
alamat tujuan dan alamat asal. Router mengetahui alamat masing-masing komputer
dilingkungan jaringan lokalnya, mengetahui alamat bridges dan router
lainnya.
Gambar 2.23. Cisco
Router persfektif dari belakang
Router juga dapat
mengetahui keseluruhan jaringan dengan melihat sisi mana yang paling sibuk dan
bisa menarik data dari sisi yang sibuk tersebut sampai sisi tersebut
bersih/clean.
Jika sebuah
perusahaan mempunyai LAN dan menginginkan terkoneksi ke internet, maka mereka
sebaiknya membeli dan menggunakan router,
mengapa ?
Karena kemampuan yang dimiliki router,
diantaranya:
1.
router dapat menterjemahkan informasi
diantara LAN anda dan internet
2.
router akan mencarikan alternatif jalur
yang terbaik untuk mengirimkan data melewati internet
3.
mengatur jalur sinyal secara effisien
dan dapat mengatur data yang mengalir diantara dua buah protocol
4.
dapat mengatur
aliran data diantara topologi jaringan linear Bus dan Star
5.
dapat mengatur
aliran data melewati kabel fiber optic, kabel koaksial atau kabel twisted pair.
Gambar 2.24.
Simbol Network Device
2 Topologi Jaringan
Topologi jaringan atau arsitektur jaringan adalah
gambaran perencanaan hubungan antar komputer dalam Local Area Network, yang
umumnya menggunakan kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor, ethernet
card dan perangkat pendukung lainnya.
Ada beberapa jenis topologi yang sering terdapat pada
hubungan komputer pada jaringan local area, seperti:
2.1 Topologi Bus
Topologi ini merupakan bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup,
dimana sepanjang kabel terdapat node-node. Signal dalam kabel dengan topologi
ini dilewati satu arah sehingga memungkinkan sebuah collision terjadi.
Keuntungan:
·
murah, karena tidak memakai
banyak media, kabel yang dipakai sudah umum (banyak tersedia dipasaran)
·
setiap komputer dapat saling berhubungan langsung.
Kerugian:
·
Sering terjadi hang / crass
talk, yaitu bila lebih dari satu pasang memakai jalur diwaktu yang sama, harus
bergantian atau ditambah relay.
2.2 Topologi Ring
Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node.
Signal mengalir dalam dua arah sehingga dapat menghindarkan terjadinya
collision, sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan data yang sangat cepat.
Semua komputer saling tersambung membentuk lingkaran (seperti bus tetapi
ujung-ujung bus disambung). Data yang dikirim diberi address tujuan sehingga
dapat menuju komputer yang dituju. Tiap stasiun (komputer) dapat diberi
repeater (transceiver) yang berfungsi sebagai:
o Listen State
Tiap bit dikirim kembali dengan mengalami delay waktu.
o
Transmit State
Bila bit yang berasal dari paket lebih besar dari ring
maka repeater akan mengembalikan ke pengirim. Bila terdapat beberapa paket
dalam ring, repeater yang tengah memancarkan, menerima bit dari paket yang
tidak dikirimnya harus menampung dan memancarkan kembali.
o Bypass
State
Berfungsi untuk menghilangkan delay waktu dari stasiun
yang tidak aktif.
Keuntungan:
·
Kegagalan koneksi akibat gangguan media, dapat diatasi dengan jalur lain
yang masih terhubung.
·
Penggunaan sambungan point to
point membuat transmission error dapat diperkecil
Kerugian:
·
Data yang dikirim bila melalui banyak komputer, transfer data menjadi
lambat.
2.3 Topologi Star
Karakteristik dari topologi jaringan ini adalah node (station)
berkomunikasi langsung dengan station lain melalui central node (hub/switch),
traffic data mengalir dari node ke central node dan diteruskan ke node
(station) tujuan. Jika salah
satu segmen kabel putus, jaringan lain tidak akan terputus.
Keuntungan:
·
Akses ke station lain (client
atau server) cepat
·
Dapat menerima workstation baru
selama port di centralnode (hub/switch) tersedia.
·
Hub/switch bertindak sebagai konsentrator.
·
Hub/switch dapat disusun seri (bertingkat) untuk menambah jumlah station
yang terkoneksi di jaringan.
·
User dapat lebih banyak
dibanding topologi bus, maupun ring.
Kerugian:
Bila traffic
data cukup tinggi dan terjadi collision, maka semua komunikasi akan ditunda,
dan koneksi akan dilanjutkan/dipersilahkan dengan cara random, apabila
hub/switch mendetect tidak ada jalur yang sedang dipergunakan oleh node lain.
2.4 Topologi Tree / Hierarchical (Hirarki)
Tidak semua
stasiun mempunyai kedudukan yang sama. Stasiun yang kedudukannya lebih tinggi
menguasai stasiun dibawahnya, sehingga jaringan sangat tergantung dengan
stasiun yang kedudukannya lebih tinggi (hierachical topology) dan kedudukan stasiun yang sama disebut peer
topology.
2.5 Topologi Mesh dan Full Connected
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral
secara penuh. Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh
adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan
jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Dengan
demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.
Topologi mesh ini merupakan teknologi khusus (ad hock) yang tidak dapat
dibuat dengan pengkabelan, karena sistemnya yang rumit, namun dengan teknologi
wireless topologi ini sangat memungkinkan untuk diwujudkan (karena dapat
dipastikan tidak akan ada kabel yang berseliweran).
Biasanya untuk memperkuat sinyal transmisi data yang dikirimkan,
ditengah-tengah (area) antar komputer yang kosong di tempatkan perangkat radio
(air point) yang berfungsi seperti repeater untuk memperkuat sinyal sekaligus
bisa mengatur arah komunikasi data yang terjadi.
2.6 Topologi Hybrid
Topologi ini merupakan topologi gabungan dari beberapa
topologi yang ada, yang bisa memadukan kinerja dari beberapa topologi yang
berbeda, baik berbeda sistem maupun berbeda media transmisinya.
Gambar 2.25. Beberapa jenis topologi
3 Teknik Penyaluran Sinyal
Komunikasi data antar komputer dalam topologi jaringan
memerlukan teknik penyaluran sinyal agar data yang terkirim sesuai keadaan yang
sebenarnya atau sesuai keinginan. Secara detail tentang bagaimana sinyal-sinyal
tersebut terkirim, tidak kita bahas pada buku ini, karena memerlukan referensi
tersendiri dan pengetahuan mendalam tentang teknologi analog maupun digital.
Namun secara singkat dapat diuraikan bahwa teknik
penyaluran sinyal menunjukkan cara penyaluran sinyal dalam saluran media
transmisi, dengan menggunakan teknik:
Baseband
Menggunakan sinyal digital. Transmisi yang digunakan bersifat bidirectional dan dipakai hanya
untuk topologi bus yang jangkauannya
pendek. Media yang digunakan kabel coaxial (50 ohm), dengan spesifikasi IEEE
802.3 (Ethernet), bila inti kabel coaxial berdiameter 0.4 inch dan data rate 10
Mbps, maka dengan perangkat ini kita dapat menjangkau jarak 500 m (dikenal
dengan sebutan 10BASE5). Untuk jarak yang lebih jauh dapat digunakan
repeater.
Broadband
Menggunakan sinyal analog dengan Frequency Division Multiplexing (FDM). Spektrum media transmisi dapat dibagi sesuai keperluan,
jarak yang dijangkau lebih jauh dibanding baseband dan mendukung topologi tree.
Broadband merupakan hubungan undirectional yang penuh, yang mengharuskan ada
dua saluran data. Semua stasiun mengirim sinyal melalui inbound dan menerima
sinyal dari saluran outbound dengan cara :
q Memakai
dua kabel terpisah (dual cable), atau
q
Memakai satu kabel dengan frekuensi modulasi berbeda (split)
q
Memakai media transmisi kabel coaxial 75 ohm dan data selalu dimodulasi
terlebih dahulu, lebih baik dari baseband karena dapat mengirimkan voice dan
video secara bersamaan.
4 Prinsif Penyaluran Sinyal
Transmisi pada Local Area
Network hingga Wide Area network dapat dibagi ke dalam tiga kategori utama,
yaitu : unicast, multicast dan broadcast yang masing-masing akan kita bahas
berikut ini :
4.1 Unicast
Unicast merupakan transmisi jaringan
point to point (one
to one). Ketika digunakan, satu sistem tunggal hanya mencoba berkomunikasi dengan
satu sistem lainnya. Jaringan
point to point biasanya digunakan pada jaringan yang besar,
dengan menghubungkan jaringan lokal ke jaringan lain melalui satu titik akses
point.
Gambar 2.26
Koneksi jaringan point to point menggunakan teknologi wireless (microwave 15
GHz)
Bila satu paket
data akan dikirimkan ke mesin (node) lain dijaringan yang lain, maka paket tersebut harus melewati
satu atau lebih node yang lain yang berfungsi sebagai perantara. Node perantara ini
dapat juga merupakan komputer gateway yang berfungsi sebagai gerbang
keluar masuknya paket data dari satu jaringan ke jaringan yang lain.
Pada jaringan Ethernet, penggunaan unicast dapat
diketahui dengan melihat MAC Address asal dan tujuan yang merupakan alamat host
yang unik. Pada jaringan yang menggunakan IP, alamat IP asal dan tujuan
merupakan alamat yang unik (tidak akan sama satu dengan yang lain).
Ketika sistem berhubungan dengan frame jaringan,
ia akan selalu memeriksa MAC Address miliknya untuk melihat apakah frame
tersebut ditujukan untuk dirinya, Jika MAC Address-nya cocok dengan sistem
tujuan, maka ia akan memprosesnya. Jika tidak, frame tersebut akan diabaikan.
Gambar 2.27.
Pengiriman Packet data ke Unicast Address
Ingat…!!!, ketika dihubungkan ke hub, semua sistem dapat melihat semua frame yang
dikirimkan melalui jaringan, karena mereka semua bagian dari collision domain
yang sama.
4.2 Multicast
Multicast merupakan transmisi yang dimaksudkan untuk
banyak tujuan, tetapi tidak harus semua host. Oleh karena itu, multicast
dikenal sebagai metode tranmisi one to many (satu kebanyak) atau jaringan point to multipoint.
Gambar 2.28 Koneksi jaringan point to multipoint menggunakan teknologi
wireless (wi-fi 2,4 GHz)
Multicast digunakan dalam
kasus-kasus tertentu, misalnya ketika sekelompok komputer perlu menerima
transmisi tertentu. Salah satu contohnya adalah streaming audio atau video.
Misalkan banyak komputer ingin menerima transmisi video pada waktu yang
bersamaan. Jika data tersebut dikirimkan ke setiap komputer secara individu,
maka diperlukan beberapa aliran data. Jika data tersebut dikirimkan sebagai
broadcast, maka tidak perlu lagi proses untuk semua system. Dengan multicast
data tersebut hanya dikirim sekali, tetapi diterima oleh banyak system.
Protokol-protokol tertentu
menggunakan range alamat khusus untuk multicast. Sebagai contoh, alamat IP dalam kelas D telah
direservasi untuk keperluan multicast. Jika semua host perlu menerima data video, mereka akan menggunakan alamat
IP multicast yang sama. Ketika mereka menerima paket yang ditujukan ke alamat
tersebut, mereka akan memprosesnya.
Gambar 2.29
Pengiriman packet data ke alamat multicast
Ingat…!!!, bahwa setiap NIC selain memiliki MAC Address (dari vendor pembuat
ethernet card atau network adapter), ia juga memiliki alamat IP
sendiri-sendiri, selain itu mereka juga mendengarkan alamat multicast mereka.
Dalam teknologi pengiriman data SMS (Short Message Service) antar
pengguna telephone selular, teknik multicast ini digunakan untuk menjelaskan
bagaimana sebuah pesan yang dikirimkan dari satu ponsel dapat diterima oleh
banyak ponsel lain (dari satu operator atau berbeda operator), atau juga sebuah
pesan yang dikirimkan oleh operator selular yang biasanya berupa info layanan,
berita, iklan dll, akan diterima oleh banyak ponsel lain dalam satu jaringan
atau area layanan operator selular tersebut.
4.3 Broadcast
Jenis transmisi jaringan yang terakhir adalah
broadcast, yang juga dikenal sebagai metode transmisi one to all (satu
kesemua). Sistem broadcast juga dapat digunakan untuk menjelaskan bila ada paket-paket
data yang dikirimkan dari satu mesin akan diterima oleh mesin-mesin lainnya
dalam satu jaringan atau subnet jaringan lainnya. Pada jaringan Ethernet, broadcast dikirim ke alamat
tujuan khusus, yaitu, FF-FF-FF-FF-FF-FF-FF atau dengan oktet terakhir berisi
bit 11111111. Broadcast ini harus diproses oleh semua host yang berada dalam
broadcast domain yang ditentukan.
Gambar
2.30 Pengiriman packet data ke alamat broadcast
Field
alamat pada sebuah paket berisi keterangan tentang kepada siapa paket itu
dialamatkan. Saat menerima sebuah paket, mesin akan men-cek field alamat, bila
alamat tersebut ditujukan untuk dirinya, maka paket tersebut akan diterima,
namun bila alamat tersebut bukan ditujukan buat dirinya, maka paket tersebut akan
diabaikan. Walaupun broadcast cenderung
membuang resource, beberapa protokol seperti ARP, sangat bergantung kepadanya,
dengan demikian, terjadinya beberapa traffic broadcast tidak dapat dihindari.
4.4 Broadcast ICMP
Cara termudah untuk mengetahui host yang hidup pada sebuah
target jaringan adalah dengan mengirimkan ICMP echo request ke broadcast
address pada target jaringan tersebut. Sebuah
permintaan (request) akan dikirim secara broadcast kesemua host pada target
network. Host yang hidup akan mengirimkan ICMP echo reply.
Gambar
2.31. Broadcast ICMP
3 comments
makasih ya gan buat pemblajarannya sangat membantu
Replyklo lagi sempet mampir juga ke blog saya di cloud server indonesia semoga dapat membantu juga
thanks blognya kak sangat membantu jadi menambah wawasan pengetahuan saya sukses selalu. salam kenal saya Siti Hatijah dari ISB Atma Luhur
ReplyPlaytech Casino, €500 Bonus + 80 Free Spins!
ReplyPlaytech Casino: 룰렛 전략 100% up 축구 중계 해외 사이트 유니 88 to € 500 + 75 free spins, bitcasino no 트 위치 룰렛 deposit bonus, $1500 스포츠 벳 welcome bonus & 100+ slot machines! ➤ Full details on our welcome offer
Post a Comment