BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Islam Masa Klasik (650-1250 M)
Periode klasik bermula ketika Nabi Muhammad SAW.
di utus Tuhan menjadi Rasul. Namun adapula yang berpendapat bahwa periode ini
ditandai oleh peristiwa Hijrah Rasulallah SAW. ke Madinah (16 Juli, 622M)
karena pada saat di Madinah inilah Eksistensi pemerintahan Islam diakui .
Semenjak
Rasululah hijrah dar kota Mekkah ke Madinah. Islam pada saat itu telah
mengalami awal kemajuan, yaitu dengan adanya proklamasi berdirinya sebuah
negara dengan nama Madinah al-Munawwarah bagi kota Yatsrib, kemudian mendirikan
masjid Nabawi sebagai pusat kegiatan umat Islam, mempersaudarakan kaum
Muhajirin dengan kaum Anshar yaitu persaudaraan berdasarkan agama sebagai basis
warga negara, membuat undang-undang dan peraturan berdasarkan
perjanjian-perjanjian yang terkenal dengan istilah Traktat Madinah, membuat
batas wilayah sebagai basis teritorial dengan membuat parit pada waktu perang
Khandaq, membua lembaga-lembaga pelengkap sebuah pemerintah, semisal angkatan
perang, pengadilan, lembaga pendidikan, bait al-mal, lembaga yang
mengatur administrasi negara serta menyusun ahli-ahli yang cakap yang bertindak
sebagai pendamping Nabi. Melalui usaha-usaha tersebut Islam mulai berkembang,
dalam 23 tahun Rasul telah mengubah bangsa Arab dari bangsa Jahiliyah menjadi
bangsa yang berperadaban dengan jiwa yang Islami, bersatu, berakhlaq mulia, dan
berpengetahuan. Saat itulah Peradaban Islam dimulai.
Pada hari Senin 12 Rabi’ul awal 11 H bertepatan
dengan 8 Juni 632 M, Rosulullah menghembuskan nafasnya yang terahir,dalam usia
63 tahun. Tidak ada harta benda yang berarti yang di tinggalkan beliau untuk
keluarganya, selain pesan-pesan amat berharga yang kelak tetap hidup sepanjang
sejarah.
Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan umat Islam
di tangan Khalifah Abu Bakar al-Shiddiq, “lahir pada tahun 573 M. nama aslinya
adalah Abdullah bin Abu Kuhafah, lalu Ia mendapat gelar Al-Ashidiq setelah
masuk islam. Semenjak anak-anak Beliau adalah sesosok pribadi yang terkenal
jujur, tulus, penyayang, dan suka beramal” . Beliau adalah salah satu
kepercayaan Rasul, yang semasa beliau menjabat Khalifah juga Berhasil
memperluas kawasan Islam, “Beliau juga mempunyai jasa besar dalam mengumpulkan
naskah-Naskah catatan setiap Ayat-ayat Al-Qir’an yang asalnya di tulis di
pelepah-pelepah kurma, tulang, batu tipis, dan kain atau kulit binatang, beliau
wafat pada usia 63, (634 M/11H)”.
Umar bin al-Khattab (w. 644 M/23H) melanjutkan
kepemimpinan Islam setelah wafatnya Abu Bakar, Ia khalifah pertama yang
dijuluki Amirul Mu’minin. Pada masa pemerintahanya beliau melakukan ekspansi ke
Negeri Persia, Iraq, palestina, Syiria hingga mencapai Mesir, “Umar merupakan
Organisator tangguh” . Khalifah Umar dibunuh oleh salah seorang Parsi, yaitu
Abu Lukluk. Ketika iti Khalifah Umar sedang melaksanakan Sholat Subuh dan
menjadi Imam, beliau baru saja mengangkat takbir ketika mendadak Abu Lukluk
menikam dengan sebilah pisau yang sebelumnya dibubuhi racun. Barisan sholat
terdepan pun lantas berhamburan keluar dan menikam beberapa orang yang
mendekatinya. Korban seluruhnya 13 orang Termasuk Khalifah Umar dan 7 orang
diantaranya tewas dan yang lainya luka-luka .
Usman bin Affan (w. 656 M/35H) terpilih sebagai
Khalifah setelah masuk sebagai salah seorang Anggota Formatur (Ahl Ashura) yang
ditetapkjan umar menjelang wafatnya. Pada masa pemerintahanya beliau berhasil
menyusun satu bentuk Al-Qur’an menjadi suatu bacaan, yang sebelumnya memiliki
banyak versi. Pemerintahan Ustman Berhenti karena diberontak oleh
kelompok-kelompok yang merasa tidak puas dengan pemerintahannya sehingga
terbunuhlah Ustman. Beliau ditikam sebilah pisau dari belakang ketika sedang
membaca Al-Qur’an. Karena alasan inilah disebut dengan Al-Bab Al-Maftuh
(terbukanya pintu perang saudara)
Ali bin
Abi Thalib, peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan
mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam. Pemberontak yang waktu itu
menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi Thalib
sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awwam dan
Talhah bin Ubaidillah memaksa beliau, akhirnya Ali menerima bai'at mereka dan
Ali merupakan satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara missal. Ali bin Abi
Thalib, seseorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer dan strategi
perang. Untuk pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim terjadi saat
masa pemerintahannya yaitu perang Jamal.
Masa pemerintahan Abu Bakar hingga Ali disebut
oleh para sejerawan Islam sebagai masa Al-Khulafa’ Al-Rasyidin. Setelah itu
pemerintah menjadi monarchi hereditis (Kerajaan turun-temurun).
Bani Umayyah (Banu Umayyah) atau Kekhalifahan
Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang
memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya; serta dari 756
sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh
Umayyah bin ‘Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah,
yaitu Muawiyah I. Tiga Khalifah besar dinasti Mu’awiyah yaitu; Mu’awiyah, Abdul
malik, dan Hisyam, masing-masing dalam memerintah termasuk Administrator kelas
satu. “Dinasti bani Umayyah mencapai puncak kejayaanya pada masa Al-Walid. Dan
mengalami keruntuhan pada masa Marwan Bin Muhammad.
Ekspansi ke barat dilakukan besar-besaran dilanjutkan
pada zaman al-Walid ibn Abd al-Malik. Masa pemerintahan al-Walid adalah masa
ketentraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada
masa pemerintahannya yang berjalan sekitar sepuluh tahun itu tercatat suatu
ekspedisi militer ke Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu
pada tahun 711 M. Setelah al-Jazair dan Maroko dapat ditundukkan, Tariq bin
Ziyad, memimpin pasukan menyebrangi selat yang memisahkan Maroko dengan benua
Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang terkenal dengan nama
Gilbraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan, ibu kota Kordova,
dengan cepat dapat dikuasai, kemudian diteruskan ke kota-kota lain seperti
Seville, Elvira, dn Toledo yang dijadikn ibu kota Spanyol yang baru setelah
jatuhnya Kordova. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena
mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat
kekejaman penguasa.
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik
ke timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam pada masa Bani Umayyah sangat
luas. Daerah-daerah itu, meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina,
Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah-daerah
yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, uzbek, dan Kirgis di Asia
Tengah.
Bani Abbasiyah atau Kekhalifahan Abbasiyah
adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Bagdad (sekarang ibu kota
Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai
pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani
dan Persia. Kekhalifahan ini naik kekuasaan setelah mengalahkan Bani Umayyah
dari semua kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah dibentuk oleh keturunan dari paman
Nabi Muhammad yang termuda, Abbas. Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan
ibukota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama dua abad, tetapi
pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa tentara-tentara Turki yang mereka
bentuk, Mamluk. Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas Iran,
kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti
setempat, yang sering disebut amir atau sultan. Menyerahkan Andalusia kepada
keturunan Umayyah yang melarikan diri, Maghreb dan Ifriqiya kepada Aghlabid dan
Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa Mongol
yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Bagdad dan tak menyisakan
sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Bagdad.
2.2
Islam Masa Pertengahan (1250-1800)
A. Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad
Pertengahan.
1.
Dinasti
Jengiskhan
Disebut masa
kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh
bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang
juga masih keturunan bangsa Mongol. Bangsa
Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia
tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta
Turkistan timur. Mereka mempunyai watak yang kasar, suka berperang dan berani
menghadapi maut untuk mencapai keinginannya. Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud
kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut
agama Syamaniyah ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI. Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan) sampai raja-raja
selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti
Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada Hulagukhan.
Daerah-daerah
yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di
barat dan India di timur. Kedatangannya
ke dunia Islam diawali dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan
Transoxania dan Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan
pada tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M.Serangan ke
Baghdad dilakukan oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat itu Khalipah Al
Mu’tashim menolak untuk menyerah. Akhirnya kota Baghdad dikepung. Tanggal 10
Pebruari 1258 benteng benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan.
Khalipah dan keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan
dipancung secara bergiliran. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat
melarikan diri, dan diantaranya ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota
Bagdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang
dilalui tentara Mongolia tersebut. Dari Bagdad
pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju Syria, kemudian melintasi
Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Begitu
pula daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan kecuali Mesir.
Tentara
Kerajaan Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur
pasukan Mongolia dalam sebuah pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September
1260 M. Demikianlah
kondisi dunia arab, terutama Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan
Islam lainnya dikuasi oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah
perintah dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa
kehancuran dan kemunduran dunia Islam. Pada masa
pemerintahan Abu Sa’id (1317-1335 M) pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi
bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang
mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah
belah. Masing-masing pecahan saling memerangi . Akhirnya mereka semua ditaklukkan
oleh Timur Lenk.
2. Dinasti Timur Lenk
Kedatangan
Timur Lenk ke dunia Islam tidak kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih
kejam daripada Jengiskan atrau Hulagukhan. Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur
Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia berencana
untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan.
Ia berkata :
“Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi seharusnya hanya
ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M. ia menaklukkan Khurasan, terus ke
Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia
mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi
rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000
mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari
70000 kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia
membantai lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara
Armenia dikubur hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian
utara. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20000 penduduk
dibuat Pyramid setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat
menghadap ke luar. Banyak bangunan, seperti sekolah dan masjid yang berasal
dari zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi dihancurkan. Hamah, Hom’s dan Ba’labaka
berturut-turut jatuh ke tangannya. Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga
masjid Umayah yang bersejarah mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan
diteruskan ke Baghdad, dan membantai 20000 penduduknya. Dari mayat-mayat
tersebut ia membuat 120 menara sebagai tanda kemenangan. Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan Usmani di Turki, karena
kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas imperium Jengiskan dan
Hulagukhan. Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang sangat hebat di Ankara.
Tentara Usmani mengalami kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri
tertawan dan mati dalam tawanan. Setelah itu Timur Lenk kembali ke Samarkhand.
Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun di tengah perjalanan ia menderita
sakit yang membawa kepada kematiannya pada usia 71 tahun.
3. Kaum Mamluk di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur
tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang
berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan
yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti
Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan
dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara
Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia
Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu. Dinasti
Mamalik ini mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap
tentara Mongolia menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya.
Banyak penguasa-penguasa kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini
juga dapat melumpuhkan tentara Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang
ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama
setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota
yang sangat penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan
laut tengah dengan Eropah. Hasil pertanian juga meningkat.
Di bidang
ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad
dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di
Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar,
seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi
dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj al
–‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan
peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi seorang
dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi.
Dalam bidang
Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu
keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam,
al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam
Ilmu Hadits dan lain-lain.
Demikain
pula dalam bidan arsitektur. Mereka membangun bangunan-bangunan yang megah
seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan,
villa-villa, kubah dan menara masjid. Kerajaan
Mamalik ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral
rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang
dan berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu
kerajaan Turki Usmani yang kemudian dapat memenangkan perang melawan tentara
Mamalik . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di
Turki.
4. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di
daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan
kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya
menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan
Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada
juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena
terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam
memperebutkan kekuasaan.
Dilain pihak
umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalipah
terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin
oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri
hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol.
Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau
pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi
umat Islam di daerah ini.
Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalipah
Abbasiyah di Bghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul
dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India
dan Safawi di Persia.
B. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800
M)
1.
Kerajaan
Usmani
Pendiri
kerajaan ini bernama Usmani, seorang
bangsa Turki dari kabilah Oghuz. Ia menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani
(raja besar keluarga Usmani) pada tahun 699 H (1300 M). Tahun 1312 M ia
menyerang kota Broessa di Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibukota
kerajaannya. Beberapa tahun kemudian Usmani dapat menaklukkan sebagian benua
Eropah seperti Azmir (Smirna) tahun 1327, Thawasyanli tahun 1330, Uskandar
tahun 1338, Ankara tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356. Pada masa Sultan Murad I (1359-1389) Usmani dapat menguasai Adrianopel yang
kemudian dijadikan ibukotanya yang baru, kemudian ditaklukkan pula Macedonia,
Sopia, Salonia dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Merasa cemas terhadap
kemajuan ekspansi kerajaan ini ke eropah, Paus mengobarkan semangat perang.
Sejumlah besar pasukan sekutu Eropah disiapkan untuk memukul mundur pasukan
Usmani. Pasukan ini dipimpin oleh Sijisman, raja Hongaria. Namun Sultan Bayazid
I (1389-1403 M), pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen
Eropah tersebut. Hanya sayang Sultan Bayazid I ini dapat dikalahkan oleh
serangan tentara Timur Lenk dalam pertempuran di Ankara tahun 1402 dan dia
sendiri ditawan musuh.
Dengan ditawannya Bayazid I ini kerajaan Usmani
mengalami kemunduran, sampai diselematkan kembali oleh putranya Muhammad, dan
dilanjutkan oleh Murad II (1421-1451) lalu oleh Muhammad II (1451-1481) yang
dikenal dengan muhammad Al Fatih . Pada masa kekuasaan Muhammad al Fatih ini,
Byzantium dan Konstantinopel ditaklukkan (1453 M).
Kerajaan Usmani semakin memantapkan kedudukannya pada
masa Sulaiman al Qanuni (1520-1566 M), sehingga pada masanya wilayah kekuasaan
Usmani mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia;
Mesir, Libia, Tunis dan Al Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia,
Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropah. Untuk mengatur pemerintahan Negara
disusunlah sebuah kitab undang-undang (qanun) yang diberi nama Multaqa al
–Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya
reformasi pada abad ke 19.
Sebab itulah
Sultan Sulaiman diberi gelar “al Qanuni.”Dalam pembangunan, Turki Usmani ini
lebih mempokuskan kepada bidang politik , kemiliteran dan arsitektur. Bidang
politik maksudnya adalah perluasan daerah seperti di atas. Bidang Militer
adalah terbentunhya kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenissari atau
Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah Negara Usmani menjadi mesin
perang yang paling kuat. Bidang arsitek misanya banyak dibangun
bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah sakit,villa, makam, jembatan
dan masjid-masjid. Masjid-masjid dihiasi dengan kaligrafi yang indah, misalnya
yang terkenal adalah masjid Jami sultan Muhammad Al Fatih, Masjid Agung
sulaiman, Masjid Abi ayub Al Anshari dan Masjid Aya Sopia yang awalnya adalah
bangunan gereja. Dalam bidang keagamaan, perhatian sultan cukup besar. Patwa-patwa ulama
sangat berperan dalam mengambil kebijakan Negara.
Mufti adalah
sebagai pejabat urusan agama tertinggi yang memberikan fatwa resmi terhadap
problematika keagamaan dalam masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti, keputusan
hukum kerajaan bisa jadi tidak berjalan.Selama kurang lebih 9 abad kerajan
Usamani berdiri, tetapi kemudian hancur juga disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain:
a.
Budaya pungli,Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengansogokan
kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut, sehinggamenyebabkan
dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
b.
Pemberontakan tentara
JenissariKemajuan ekspansi kerajan Usmani adalah juga karena peranan yang besar
dari tentara Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau tentara Jenissari itu
sendiri akhirnya memberontak kepada pemerintah.
c.
Kemorosotan ekonomiIni disebabkan
perang yang berkepanjangan, menghabiskan uang dan perekonomian Negara merosot,
sementara belanja Negara sangat besar, termasuk untuk biaya perang.
d.
Wilayah kekuasaan yang sangat
luasTerlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani sangat sulit untuk
dikontrol.Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang
sangat luas, sehinga mereka terlibat perang terus menerus dengan berbagai
bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya dapat digunakan
untuk membangun Negara.
e.
Kelemahan penguasaSepeninggal
Sulaimanal al-Qanuni, kerajaan Usmani diperintah oleh Sultan–sultan yang lemah
terutama dalam bidang kepemimpinan. Akhirnya pemerintahan menjadi kacau.
Setelah berhasil membangun kejayaan selama 14 abad lebih, akhirnya
peradaban Islam jatuh tersungkur. Inilah kisah tragis yang dialami peradaban
Islam. Bukan tanpa sebab tentunya. Serangan pemikiran dan militer dari Barat
bertubi-tubi menguncang Islam. Akibatnya, kaum muslimin mulai goyah. Puncaknya,
adalah tergusurnya Khilafah Islamiyah di Turki dari pentas perpolitikan dunia.
Saat itu, Inggris menetapkan syarat bagi Turki, bahwa Inggris tak akan
menarik dirinya dari bumi Turki, kecuali setelah Turki menjalankan
syarat-syarat berikut: Pertama, Turki harus menghancurkan Khilafah Islamiyah,
mengusir Khalifah dari Turki, dan menyita harta bendanya. Kedua, Turki harus
berjanji untuk menumpas setiap gerakan yang akan mendukung Khilafah. Ketiga,
Turki harus memutuskan hubungannya dengan Islam. Keempat, Turki harus memilih
konstitusi sekuler, sebagai pengganti dari konstitusi yang bersumber dari
hukum-hukum Islam. Mustafa Kamal Ataturk kemudian menjalankan syarat-syarat
tersebut, dan negara-negara penjajah pun akhirnya menarik diri dari wilayah
Turki (Jalal al-Alam dalam kitabnya Dammirul Islam Wa Abiiduu Ahlahu, hlm. 48)
Cerzon (Menlu Inggris saat itu) menyampaikan pidato di depan parlemen
Inggris, “Sesungguhnya kita telah menghancurkan Turki, sehingga Turki tidak
akan dapat bangun lagi setelah itu… Sebab kita telah menghancurkan kekuatannya
yang terwujud dalam dua hal, yaitu Islam dan Khilafah.”
Jadi terakhir kaum muslimin hidup dalam naungan Islam adalah di tahun
1924, tepatnya tanggal 3 Maret tatkala Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di
Turki alias Konstantinopel diruntuhkan oleh kaki tangan Inggris keturunan
Yahudi, Musthafa Kemal Attaturk. Nah, dialah yang mengeluarkan perintah untuk
mengusir Khalifah Abdul Majid bin Abdul Aziz, Khalifah (pemimpin) terakhir kaum
muslimin ke Swiss, dengan cuma berbekal koper pakaian dan secuil uang.
Sebelumnya Kemal mengumumkan bahwa Majelis Nasional Turki telah menyetujui
penghapusan Khilafah. Sejak saat itulah sampai sekarang kita tidak punya lagi
pemerintahan Islam.
Akibatnya, umat Islam terkotak-kotak di berbagai negeri berdasarkan
letak geografis yang beraneka ragam, yang sebagian besarnya berada di bawah
kekuasaan musuh yang kafir: Inggris, Perancis, Italia, Belanda, dan Rusia. Di
setiap negeri tersebut, kaum kafir telah mengangkat penguasa yang bersedia
tunduk kepada mereka dari kalangan penduduk pribumi. Para penguasa ini adalah
orang-orang yang mentaati perintah kaum kafir tersebut, dan mampu menjaga
stabilitas negerinya.
Kaum kafir segera mengganti undang-undang dan peraturan Islam yang
diterapkan di tengah-tengah rakyat dengan undang-undang dan peraturan kafir
milik mereka. Kaum kafir segera mengubah kurikulum pendidikan untuk mencetak
generasi-generasi baru yang mempercayai persepsi kehidupan menurut Barat, serta
memusuhi akidah dan syariat Islam. Khilafah Islamiyah dihancurkan secara total,
dan aktivitas untuk mengembalikan serta mendakwahkannya dianggap sebagai
tindakan kriminal yang dapat dijatuhi sanksi oleh undang-undang.
2.
Kerajaan
safawi di Persia
Cikal bakal
kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian tasauf tarekat
safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil
dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam Syi’ah yang ke enam,
Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya
Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk
menjadi gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara
yang teratur dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang
bermazhab selain syi’ah.
Kepemimpinan
Sapawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan politik yang didukung
oleh pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah) pada
masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M).
Dialah yang
pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi di
kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah dapat menguasai seluruh wilayah
Persia dan bagian timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent). Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I
Pada masa
pemerintahannya dapat menguasai beberpa daerah yang dikuasi Turki Usmani
seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M). Kemudian tahun 1622 M dapat
menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar
Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan Barat yang biasa
diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat dikusainya.
Kemajuan
Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang ilmu
pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al
Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof,
dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog
dan seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.
Bidang fisik
dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota
kerajaan menjadi kota yang sangat indah. Dibangun pula mesjid-mesjid, rumah
sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa diatas zende Rud, dan
istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya dalam bentuk kerajinan
tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan
lain-lain.Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh
enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman
(1667-1694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III
(1733-1736).
Pada masa
raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama semakin menurun yang
pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza adalah seorang yang
pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja
yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu narkotika juga
menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.
Faktor lain
adalah konplik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, dekadensi moral
dikalangan pembesar-pembesart kerajaan, dan juga konplik interen di kalangan
mereka dalam rangka memperebutkan kekuasaan.
3.
Kerajan
Mughal di India
Kerajaan Mughal
letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri seperempat abad sesudah
berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M),
salahsatu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang
menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Maka pada tahun 1494 ia
berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun
1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan
Hindu di India juga dapat ditaklukkannya.Babur meningal pada tahun 1530 M.
diagnti oleh anaknya Humayun. (1530-1556
M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang telah
dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya (1556
M) , diganti oleh anaknya, Akbar.
Akbar
(1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu,
dan juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan
ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din
Ilahi. Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg
semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan
agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627
M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb
(1659-1707 M). Sesudah Aurangzeb adalah Sultan-sultan yang lemah yang tidak
dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan Mughal.
Beberapa
kemajuan kerajaan Mughal antara lain dalam bidang pertanian, yaitu berupa
biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila
dan bahan-bahan celupan.
Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih dapat
dinikmati sampai saat ini adalah karya-karya arsitektur yang indah dan
mengagumkan misalnya bangunan Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra,
Mesjid Raya Delhi dan Istana indah di Lahore.Selain kemajuan-kemajuan yang
dicapai oleh kerajaan Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan
kehancurannya pada tahun1858 antara lain:
a.
Terjadi stagnasi dalam pembinaan
kemiliteran sehingga tidak bisa Memantau gerak
langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu pula kekuatan pasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam mengoperasikan persenjataan buatannya sendiri.
b.
Dekadensi moral dan hidup mewah di
kalangan pembesar kerajaan yang mengakibatkan
pemborosan dalam penggunaan uang.
c.
Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb
dalam melaksanakan ide-idenya yang menyebabkan
terjadinya konflik antara agama.
d.
Semua pewaris tahta kerajaan pada
paro terakhir kekuasaan Mughal Adalah orang-orang
yang lemah dalam bidang kepemimpinan
2.3 Islam Masa Modern
(1800-Sekarang)
Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan
Islam, yang mana dengan berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka
mata umat Islam akan kemunduruan dan kelemahannya di samping kemajuan dan
kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir mencari jalan
keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah pincang dan
membahayakan umat Islam. Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik, kini
berbalik menjadi gelap. Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu
pengetahuan, teknologi dan peradabannya.
Pada abad ke 18, secara politis, kondisi umat Islam sedang berada dalam
penjajahan Negara-negara Eropa (kolonial) yang berupaya mengambil dan mengeruk
keuntungan dari negeri yang dijajahnya. Peradaban Barat sedang mengalami puncak
keemasannya. Sebelumnya, bagi masyarakat Eropa, abad ke 15 Masehi adalah titik
kulminasi yang menghantarkan mereka kepada kemajuan serta berlepas diri dari
abad kegelapan (the dark age). Sebelum memasuki abad 15, masyarakat
Eropa mengalami berbagai guncangan sejarah, dimana peradaban mereka sangat
tertinggal dari anak benua lain, terutama jika dibandingkan dengan peradaban
Islam yang saat itu sedang berada di titik kejayaannya.
Kemajuan di Eropa tersebut diiringi dengan semakin maraknya gerakan
anti-agama. Setidaknya ada dua faktor yang telah menyebabkan masyarakat Eropa
menjauhi agama: pertama, akibat trauma kemunduran yang sebelumnya
dialami masyarakat Eropa, dimana gereja sangat mendominasi seluruh sisi
kehidupan masyarakat. Kedua, perkembangan ilmu-ilmu empiris yang sangat
pesat, telah banyak mementahkan doktrin-doktrin gereja yang banyak mengandung
unsur irasionalitas.
Satu hal yang harus diingat, bahwa masa peralihan yang dialami masyarakat
Eropa dari the dark age menuju kepada peradaban modern, ditopang oleh
berbagai pemikiran yang berkembang saat itu, terutama filsafat dan ilmu-ilmu
eksakta, seperti terjadinya Aufklarung di Jerman. Minimal ada empat
faktor yang telah mengantarkan Eropa mencapai renaissance:
1.
Penerjemahan buku-buku hasil karya
kaum Muslimin ke dalam bahasa Latin. Hal ini berlangsung antara abad 13 dan 14
Masehi. Pengaruh pemikiran Arab inilah yang telah memberi amunisi besar bagi
masyarakat Barat untuk melanjutkan berbagai inovasi dan penemuan ilmiah ilmuwan
Arab-Muslim
2.
Ketika Turki berhasil menaklukkan
Konstantinopel pada tahun 1452 M, banyak ilmuwan Yunani yang hijrah ke Italia
dan bekerjasama dengan komunitas yang sudah lama berusaha menghidupkan tradisi
filsafat Platonis.
3.
Mulai banyak berdirinya
lembaga-lembaga pendidikan yang mempelajari ilmu pengetahuan secara independen
dan jauh dari tekanan gereja.
Berawal dari
kegelisahan umat Islam pada saat itu, yaitu banyaknya muncul
penyelewengan-penyelewengan ajaran Islam, baik di kalangan masyarakat biasa,
maupun dalam tingkatan politik dan pendidikan. Maka diperlukan adanya proses
modernisasi maupun pembaharuan dari bidang akidah, politik dan pendidikan.
Pembaharuan dalam Bidang Akidah
a.
Muhammad ibn Abdul Wahhab
Pemikiran
Muhammad ibn Wahhab mempengaruhi dunia Islam di masa modern sejak abad ke-19.
Muhammad ibn Abdul Wahab lahir di Uyainah, Nejd Arabia Tengah pada tahun
1115-1703 M. Ayahnya Abdul Wahhab adalah seorang hakim di kota kelahirannya. Di
masa pemerintahan Abdullah ibn Muhammad ibn Muammar dan mengajar fiqh dan hadis
di masjid kota tersebut. Kakeknya Sulaiman, adalah seorang mufti di Nejd. Ia
mulai belajar agama dari Ayahnya sendiri dengan membaca dan menghafal
al-Qur’an. Di samping belajar kitab-kitab agama aliran Hanbali, ia berkelana
mencari ilmu ke Mekkah, Madinah dan Basra.
Sebutan
Wahhabiyah adalah nama yang diberikan kepada kaum muwahhidun (kelompok
pemurnian tauhid) oleh lawan-lawannya, karena pemimpinnya bernama Muhammad ibn
Abdul Wahab. Pemikiran keagamaan yang dibawakan olehnya dan menonjol difokuskan
pada pemurnian tauhid, yakni meng-Esa-kan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya.
Namun, dengan berjalannya waktu, gerakan mereka berkembang menjadi gerakan
politik. Meski demikian, ia tidak meninggalkan misi asalnya yaitu pemurnian
Islam.
Menurutnya,
pembagian tauhid dikategorikan menjadi tauhid ilahiyyah, rubbubiyah, asma,
sifat dan tauhid af’al yang disebut juga tauhid ilm dan i’tiqad. Baginya,
syirik adalah orang yang menyekutukan Allah dan tidak akan diampuni oleh Allah
dosa yang disebabkan tersebut. Pembagian syirik menjadi dua, yaitu syirik akbar
(syirik yang nyata) dan syirik asghar (syirik yang tidak tampak) seperti
berbuat berlebihan terhadap mahluk yang tidak boleh seseorang beribadah
kepadanya, bersumpah kepada selain Allah dan riya’.
b.
Muhammad Abduh
Muhammad
Abduh lahir di Mesir pada tahun 1849 M, ayahnya bernama Abdul Hasan Khoirullah
yang berasal dari Turki, dan ibunya seorang Arab yang silsilahnya sampai kepada
suku Umar Bin Khatab. Abduh termasuk anak yang cerdas, meskipun ia bersal dari
keluarga petani miskin di Mesir. Sejak kecil ia tekun belajar dan melanjutkan
studinya di al Azhar.
Sebagai
rektor al-Azhar, ia memasukkan kurikulum filsafat dalam pendidikan di al-Azhar,
upaya ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir orang-orang al-Azhar. Akan tetapi
usahanya ini mendapat tantangan keras dari para syekh al-Azhar lainnya yang
masih berpikiran kolot. Oleh karena itu, usaha pembaharuan yang dilakukan lewat
pendidikan di al-Azhar tidak berhasil.
Meskipun
begitu, ide-ide pembaharuan yang dibawa Abduh, memberikan dampak positif bagi
perkembangan pemikiran dalam dunia Islam. Selain sektor pendidikan, proyek
pembaharuan Abduh menurut professor sejarah Islam di University of
Massachuussets adalah politik dan ranah sosial keluarga yaitu peran wanita. Disamping
tiu, Murodi dalam tulisannnya menambahkan analisisnya bahwa ide-ide pemikiran
Abduh diantaranya adalah; pembukaan pintu ijtihad, penghargaan terhadap 'akal'
(Rasionalitas), kekuasaan Negara harus dibatasi oleh konstitusi,
memodernisasikan sistem pendidikan Islam di al Azhar.
c.
Muhammad Rasyid Ridho
Rasyid Ridho
dilahirkan di al-Qalamun, di pesisir laut Tengah, pada tanggal 23 September
1865 M. Pendidikan bermula di madrasah al-Kitab al-Qalamun, kemudian di
madrasah ar-Rasyidiah di Tropoli. Selanjutnya beliau melanjutkan pendidikan
tingginya di al-Azhar 1898 M dan berguru pada Muhammad Abduh. Diantara
pembaharuannya adalah: pembaharuan dalam bidang agama, sosial, ekonomi,
memberantas khurafat dan bid'ah. Serta paham-paham yang dibawa tarekat.
Adapun ide-ide
pembaharuannya adalah; menumbuhkan sikap aktif dan dinamis di kalangan umat,
mengajak untuk meninggalkan sikap fatalisme (jabariyah), rasionalitas dalam
penafsiran al Qur'an dan Hadis, penguasaan sains dan tekhnologi, pemberantasan
khurafat dan bid'ah, serta pemerintahan yang bersistem khalifah.
Pembaharuan dalam Bidang Politik
a.
Jamaluddin al-Afghani
Jamaluddin lahir di Afganisan tahun
1839 dan meninggal di Istanbul tahun 1897. Ia termasuk pembaharu yang
berpengaruh di dunia Islam. Saat usia 25 tahun, ia menjadi pembantu Pangeran
Dost Muhammad Khan di Afganistan, dan pada tahun 1864 menjadi penasehat Sir Ali
Khan. Serta pernah diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Muhammad A’zam Khan
beberapa tahun kemudian.
Dalam pola pikirnya, ia berpendapat
bahwa kemunduran umat Islam, salah satu sebabnya adalah meninggalkan
ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran qada’ dan qadar telah berubah
menjadi ajaran fatalisme yang menyebabkan umat menjadi statis. Sebab-sebab lain
adalah perpecahan di kalangan umat Islam sendiri, yaitu lemahnya persaudaraan
antar umat Islam dan lain-lain. Untuk mengatasi semua itu, menurutnya umat
Islam harus kembali kepada ajaran Islam yang benar, mensucikan hati, memuliakan
ahlak, berkorban untuk kepentingan umat, pemerintahan otokratis harus diubah
menjadi demokratis. Dan persatuan umat harus diwujudkan sehingga umat akan maju
sesuai tuntutan zaman.
Selain itu, ia menegaskan bahwa
solidaritas sesama muslim bukan karena ikatan etnik maupun rasial, tetapi
karena ikatan agama. Muslim entah dari bangsa mana datangnya, walau pada
mulanya kecil akan berkembang dan diterima oleh suku dan bangsa lain seagama
selagi ia masih menegakkan hukum agama. Ide yang terahir inilah merupakan ide
orisianal darinya, yang dikenal dengan Pan Islamisme, persaudaraan sesama umat
Islam sedunia.
b.
Muhammad Ali Pasya
Muhammad Ali Pasya adalah orang
pertama yang membuka jalan pembaharuan di Mesir, kemudian beberapa tahun di
akui sebagai the founder of modern egypte. Berasal dari Turki, kelahiran
Yunani pada tahun 1765 dan wafat pada tahun 1849. Sejak kecil beliau telah
bekerja keras untuk keperluan hidupnya, sehingga tidak mempunyai waktu untuk
sekolah dengan demikian beliau tidak pandai baca tulis. Setelah dewasa Ali
Pasya bekerja sebagai pemungut pajak dan karena rajin bekerja beliau disukai
oleh gubernur yang akhirnya diangkat menjadi menantu.
Pada waktu penyerangan Napoleon ke
Mesir, Sultan Turki mengirim bantuan tentara ke Mesir, di antara perwiranya
adalah Muhammad Ali Pasya yang ikut melawan Napoleon pada tahun 1801, setelah
itu diangkat menjadi kolonel dan mulai saat itu Ali Pasya menjadi penguasa
tunggal di Mesir. Akan tetapi ia keasikan dengan kekuasaannya dan bertindak
diktator. Akhirnya Muhammad Ali dan keturunannya menjadi raja di Mesir kurang
lebih 1,5 abad lamanya. Akhir kekuasaanya pada tahun 1953. Jika diteliti
Muhammad Ali Pasya tidak pandai baca tulis, tetapi beliau seorang yang cerdas
dan merupakan sosok ambisius menjadi penguasa umat Islam. Keambisiusannya itu
tampak dalam pembaharuan yang dilakukan terhadap kemajuan umat Islam,
diantaranya perkembangan politik dalam negeri maupun luar negeri, seperti
membangun kekuatan militer, meningkatkan bidang pemerintahan, ekonomi dan
pendidikan.
Pembaharuan
dalam Bidang Pendidikan
Pembaharuan dalam bidang pendidikan
ini dilakukan oleh at-Tahtawi (Rifa'ah Badhawi Rafi' al Tahtawi, lahir pada
tahun 1801 di Mesir Selatan, wafat tahun 1873 di Kairo). Seorang pembaharu yang
mempunyai pengaruh besar pada abad ke-19 dan seorang yang sangat berpengaruh
dalam usaha-uasaha gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Ali Pasya.
Al Tahtawi belajar di al Azhar Mesir, dan setelah kembali diangkat menjadi
sebagai guru bahasa Perancis dan penerjemahan di sekolah kedokteran.
Pada tahun 1836 didirikan sekolah
penerjemah yang kemudian dikepalai oleh al Tahtawi. Beliau bukan seorang
penganut sekuler, usahanya adalah memperbaiki tradisi, khususnya dalam bidang
pendidikan, kewanitaan dan memperbaiki literature. Beliau menginginkan Mesir
maju seperti dunia Barat, namun tetap dijiwai oleh agama dalam segala aspek.
Salah satu jalan untuk kesejahteraan
menurutnya adalah, berpegang pada agama dan akhlak budi pekerti, untuk itu
pendidikan merupakan sarana penting. Tujuan dari pendidikan menurutnya adalah
membentuk manusia berkepribadian patriotik dengan istilah hubbul wathon yaitu mencintai tanah air. Perasaan patriotik itu
akan menimbulkan rasa kebangsaan, persatuan, tunduk dan mematuhi undang-undang,
serta bersedia mengorbankan jiwa dan harta untuk mempertahankan kemerdekaan.
Dalam hal agama dan peranan ulama,
al-Tahtawi menghendaki agar para ulama selalu mengikuti perkembangan dunia
modern dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan modern. Ini mengandung arti
bahwa pintu ijtihad tetap dibiarkan terbuka lebar. Ide-ide pembaharuan yang
dilontarkan al-Tahtawi bahwa ajaran Islam tidak hanya monoton mengurusi Tuhan
akan tetapi kehidupan social juga harus seimbang, kebiasaan diktator raja
seharusnya diganti dengan musyawarah, syari'at harus sesuai dengan perkembangan
modern, para ulama harus belajar filsafat dan ilmu pengetahuan agar syari'at
sesuai dengan kehidupan modern, pendidikan harus bersifat sosial (termasuk
tidak ada pembedaan bagi perempuan).
2.4 Ilmuan – ilmuan islam
selama
isalam menuasai peradaban dunia sampai hampir 14 abat lebih, telah memunculkan
ilmuan-ilmuan muslim yang sangat luar biasa dan sangat berpengaruh bagi
peradaban dunia saat ini khususnya dalam bidang ilmu pengaetahuan.
Berikut beberapa ilmuwan dan penemu
muslim dengan penemuan luar biasa mereka.
1.
AL-FARABI
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (872-950) disingkat Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir).
Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era abad pertengahan.
Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian:
1.
Logika
2.
Ilmu-ilmu Matematika
3.
Ilmu Alam
4.
Teologi
5.
Ilmu Politik dan kenegaraan
6.
Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).
Karyanya
yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara
Utama) yang membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan
hubungan antara rejim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum
Ilahiah Islam.
2. AL-BATANI
Al Battani (sekitar 858-929) juga dikenal sebagai Albatenius adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Harrani as-Sabi al-Battānī), lahir di Harran dekat Urfa.
Salah satu pencapaiannya yang
terkenal dalam astronomi adalah tentang penentuan Tahun Matahari sebagai
365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Al Battani juga menemukan sejumlah
persamaan trigonometri:
Ia juga
memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:
dan menggunakan gagasan al-Marwazi
tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen,
cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.
Al Battani bekerja di Suriah,
tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga merupakan tempat wafatnya.
3. IBNU SINA
Ibnu Sina
(980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi
bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian
besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau
adalah Bapak Pengobatan Modern dan masih banyak lagi sebutan baginya yang
kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya
yang sangat terkenal Qanun fi Thib merupakan rujukan di bidang
kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah
pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar, banyak di antaranya
memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai
Bapak Kedokteran Modern, George Sarton menyebut Ibnu Sina sebagai
"Ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal
pada semua bidang, tempat, dan waktu". Karyanya yang paling terkenal
adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai
sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Karya
1.
Qanun fi Thib (Canon of Medicine/Aturan
Pengobatan)
2.
Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam
ilmu pengetahuan
4. IBNU BATUTAH
Abu Abdullah Muhammad bin Battutah
atau juga dieja Ibnu Batutah adalah seorang pengembara (penjelajah) Berber
Maroko. Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa
perjalanan pentingnya kepada seorang sarjana bernama Ibnu Juzay, yang ditemuinya
ketika sedang berada di Iberia. Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah
merupakan catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari abad ke-14.
Lahir di Tangier, Maroko antara
tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh tahun Ibnu Batutah berangkat
haji - ziarah ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga
melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern).
5. MUHAMMAD BIN
MUSA AL-KHAWARIZMI
Muhammad bin Mūsā al-Khawārizmī
adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal
dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan)
dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja
sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya
berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar
berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk
menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme
dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama
beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis,
Algarismo yang berarti digit.
Karya
Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12. Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Buku beliau diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum, menunjukkan kata algoritmi menjadi bahasa Latin.
Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12. Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Buku beliau diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum, menunjukkan kata algoritmi menjadi bahasa Latin.
Beberapa kontribusi beliau berdasar
pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani.
Kitab I - Aljabar
Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb
al-jabr wa-l-muqābala (Kitab yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan
Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis pada tahun 830. Kitab ini
merangkum definisi aljabar. Terjemahan ke dalam bahasa Latin dikenal sebagai
Liber algebrae et almucabala oleh Robert dari Chester (Segovia, 1145) dan juga
oleh Gerardus dari Cremona.
Dalam kitab tersebut diberikan
penyelesaian persamaan linear dan kuadrat dengan menyederhanakan persamaan
menjadi salah satu dari enam bentuk standar (di sini b dan c adalah bilangan bulat positif)
Kitab 2 - Dixit algorizmi
Buku kedua besar beliau adalah
tentang aritmatika, yang bertahan dalam Bahasa Latin, tapi hilang dari Bahasa
Arab yang aslinya. Translasi dilakukan pada abad ke-12 oleh Adelard of Bath,
yang juga menerjemahkan tabel astronomi pada 1126.
Pada manuskrip Latin,biasanya tak
bernama,tetapi umumnya dimulai dengan kata: Dixit algorizmi ("Seperti kata
al-Khawārizmī"), atau Algoritmi de numero Indorum ("al-Kahwārizmī
pada angka kesenian Hindu"), sebuah nama baru di berikan pada hasil kerja
beliau oleh Baldassarre Boncompagni pada 1857. Kitab aslinya mungkin bernama
Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind ("Buku Penjumlahan dan
Pengurangan berdasarkan Kalkulasi Hindu")
Kitab 3 - Rekonstruksi
Planetarium
Buku ketiga beliau yang terkenal
adalah Kitāb surat al-Ardh "Buku Pemandangan Dunia" atau
"Kenampakan Bumi" diterjemahkan oleh Geography), yang selesai pada
833 adalah revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar
2402 koordinat dari kota-kota dan tempat geografis lainnya mengikuti
perkembangan umum.
Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sanagat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta tersebut.
Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sanagat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta tersebut.
6. UMAR KHAYYAM
'Umar Khayyām (18 Mei 1048 - 4
Desember 1131), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin
Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri . Khayyām berarti "pembuat
tenda" dalam bahasa Persia.
Sang Matematikawan
Pada masa hidupnya, ia terkenal
sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana
mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092)
memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh
Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan
oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah
diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender
Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada
1918).
Dia pun terkenal karena menemukan
metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
7. IBNU KHALDUN
Ibnu Khaldun, nama lengkap: Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami lahir 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H) adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai Bapak Pendiri Ilmu Historiografi, Sosiologi dan Ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berbicara mengenai sejarah peradaban islam, para
ilmuan sejarah membagi 3 priode perkembangan peradaban islam hingga mampu
menguasai 2/3 dunia dalam kurun waktu 14 abat lamanya. Ketiga priode tersebut
yaitu:
a.
Periode Klasik (650-1250 M)
Meliputi dua
masa kemajuan yaitu masa Rasululloh SAW, Khulafaurrasyidin, Bani Umayyah, dan
masa-masa permulaan Dawlah Abbasiyah.
b.
Periode Pertengahan (1250-1800 M.)
Pada periode ini terjadi dua masa kemunduran dan masa Tiga Kerajaan Besar.
Turki Utsmani, Dawlah Shafawiyah, dan Dawlah Mongoliyah di India. Fase Tga
Kerajaan Besar mengalami kemajuan pada tahun 1500-1700 M. dan mengalami
kemunduran kembali pada 1700-1800 M.
c.
Peridoe Modern (1800- sekarang)
Pada
mperiode ini umat Islam banyak belajar dari dunia Barat dalam rangka
mengembalikan balance of power. Dalam era ini Islam mulai bangkit kembali
dengan melakukan pembaharuan (tajdid)
dalam
perkembangan islam yang sangat lama itu memunculkan banyak ilman islam yang
saat sanat berkembang pesat diantaranya yaitu: Al-Farabi, Al-Batani, Ibnu Sina,
Ibnu Batutah, Muhammad Bin Musa Al-Khawarizmi, Umar Khayyam, Ibnu Khaldun, dan
masih banyak lagi
3.2
Saran
Kami sebagai penulis tahu bahwa makalah yang kami buat
ini jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu penulis saat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca supaya maklah ini nantinya dapat menjadi
seuah media informasi yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/sejarah-peradaban-islam-sebagai-ilmu-pengetahuan.htm
http://fadlifirdaus7.blogspot.com/2012/04/makalah-sejarah-peradaban-islam.html
http://karnen22.blogspot.com/2012/11/sejarah-peradaban-islam-di-andalusia.html
http://ipul541m.blogspot.com/2013/02/sejarah-peradaban-islam-oleh-ipul541m.html
http://almgfiroh.blogspot.com/2013/02/sejarah-peradaban-islam-daulah-bani.html
http://zainabzilullah.wordpress.com/2013/01/20/sejarah-peradaban-islam-dinasti-abbasiyah/
http://muhammadhafid08.wordpress.com/2012/12/21/sejarah-peradaban-islam/
http://islamcybernews.blogspot.com/2012/06/sejarah-peradaban-dan-kejayaan-islam.html
http://www.scribd.com/doc/28593682/Makalah-Sejarah-Peradaban-Islam-Sumbangan-Islam-Terhadap-Sains-Dan-Peradaban-Dunia
Post a Comment